Kuat Arus Listrik dan Tegangan Listrik |
Kuat arus istrik dalam suatu penghantar dihitung dari banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap detik. Kuat
arus listrik dilambangkan dengan I. Jika banyaknya muatan listrik
adalah Q dan waktu adalah t, maka kuat arus listrik dapat dirumuskan
sebagai :
I = Q/t
I = kuat arus listrik dalam (ampere)
Q= muatan listrik dalam (coulomb)
t = waktu dalam (second)
berdasarkan
persamaan di atas maka satuan kuat arus listrik 1 ampere sama dengan 1
C/s, yang mengandung arti 1 ampere adalah muatan listrik 1 coloumb yang
mengalir dalam penghantar tiap detik. Kuat arus istrik dapat diukur
dengan menggunakan amperemeter. Amperemeter di pasang seri terhadap
hambatan (beban).
Contoh, Kuat
arus yang mengalir dalam rangkaian sebesar 1 A, jika listrik telah
mengalir selama 1 menit, maka hitunglah jumlah muatan yang telah
dipindahkan.
Diketahui:
I = 1 A
T = 1 menit = 60 detik
Q = ?
Jawab:
Q = I. t
Q = 1 A x 60 detik
Q = 60 coulomb
Sumber
tegangan listrik yaitu peralatan yang dapat menghasilkan beda potensial
listrik secara terus menerus. Beda potensial listrik diukur dalam
satuan volt (V). Alat yang digunakan adalah volmeter.
Beda potensial adalah usaha yang digunakan untuk memindahkan satuan muatan listrik . hubungan antara energi listrik, muatan listrik dan beda potensial dapat dituliskan dalam persamaan:
V = Beda potensial listrik dalam volt (V)
W = energi listrik dalam joule (J)
Q = muatan listrik dalam coulomb (C).
Arus
listrik hanya akan terjadi dalam penghantar jika antara ujung-ujung
penghantar terdapat beda potensial (tegangan listrik). Alat ukur beda
potensial listrik adalah volmeter. Dalam rangkaian voltmeter dipasang
paralel dengan hambatan (beban).
Contoh,
Beda potensial antara ujung penghantaradalah 12 volt, hitunglah
besarnya energi listrik jika jumlah muatan yang mengalir sebesar 4
coulomb.
Diketahui:
V = 12 volt
Q = 4 C
W = ?
Jawab:
W = V. Q
W = 12 volt x 4 C
W = 48 joule
(a) Bagan rangkaian (b) rangkaian listrik
Dalam
rangkaian tertutup pemasangan voltmeter dan amperemeter dapat dilakukan
bersama-sama. Voltmeter dipasang paralel terhadap hambatan dan
amperemeter dipasang seri terhadap hambatan. Di laboratorium volmeter
dapat dibuat dari rangkaian basic mater dan multiplier, sedangkan ampere
meter dapat di buat dari rangkaian basic meter dan shun. Baik shun
maupun multiplier memiliki batas ukur. Oleh karena itu dalam pembacaan
sekalanya perlu diperhatikan antara batas ukur dan pembacaan pada skala
basic meter. Berikut ini cara menggunakan basic meter dan cara
pembacaannya.
Dalam rangkaian listrik, volt meter dipasang paralel terhadap alat listrik.
Jika
voltmeternya dengan menggunakan kombinasi basic meter dan multiplier,
maka pembacaan hasil pengukurannya perlu memperhatikan sekala maksimum
dan batas ukurnya.
Batas ukur maksimumnya = 10 volt
Sekala maksimumnya = 30 volt
Pengukuran dengan menggunakan basic mater dan multiplier yang memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Contoh,
Batas ukur multiplier adalah 12 volt, skala maksimum basik meter adalah
120 volt, jika jarum pada saat digunakan menunjukkan angka 40, maka
hitunglah besrnya tegangan listrik yang terukur
Diketahui:
Batas ukur : 12 volt
Skala maksimum : 120 volt
Pembacaan skala = 40
Jawab:
Hasil pengukuran = (12/120) x 40 volt
= 0,1 x 40 volt
= 4 volt
|
Selasa, 29 Mei 2012
Arus dan Tegangan Listrik
Salam Dunia Pendidikan.....
Semoga Bermanfaat....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar