Selamat Datang Para Pengunjung Setia Blog Ini, Blog Ini Berisi Kumpulan Posting Yang Menyangkut Tentang Ilmu Pendidikan, SELAMAT MEMBACA,,!!! Semoga Bermanfaat....

Sabtu, 26 Mei 2012

Barisan dan Deret

Salam Dunia Pendidikan....


BARISAN

BARISAN adalah urut-urutan bilangan dengan aturan tertentu.
Suku-suku
suatu barisan adalah nilai-nilai dari suatu fungsi yang daerah definisinya himpunan bilangan asli (n = natural = asli)
Contoh:


  • Un = 2n - 1
    adalah suku ke-n dari suatu barisan, dimana n Î N = {1,2,3,.....}
    Barisan itu adalah : 1,3,5,7,....


  • Diketahui barisan 1/3 , 1/6 , 1/9
    Rumus suku ke-n barisan ini adalah Un = 1/3n

  • BARISAN DAN DERET ARITMATIKA


  • BARISAN ARITMATIKA

    U1, U2, U3, .......Un-1, Un disebut barisan aritmatika, jika
    U2 - U1 = U3 - U2 = .... = Un - Un-1 = konstanta

    Selisih ini disebut juga beda (b) = b =Un - Un-1

    Suku ke-n barisan aritmatika a, a+b, a+2b, ......... , a+(n-1)b
                                          U1, U2,   U3 ............., Un

    Rumus
    Suku ke-n :

    Un = a + (n-1)b = bn + (a-b)
    ® Fungsi linier dalam n


  • DERET ARITMATIKA

    a + (a+b) + (a+2b) + . . . . . . + (a + (n-1) b) disebut deret aritmatika.

    a = suku awal
    b = beda
    n = banyak suku
    Un = a + (n - 1) b adalah suku ke-n

    Jumlah n suku

    Sn = 1/2 n(a+Un)
          = 1/2 n[2a+(n-1)b]
          = 1/2bn² + (a - 1/2b)n ® Fungsi kuadrat (dalam n)

    Keterangan:

    1. Beda antara dua suku yang berurutan adalah tetap (b = Sn")

    2. Barisan aritmatika akan naik jika b > 0
      Barisan aritmatika akan turun jika
      b < 0

    3. Berlaku hubungan Un = Sn - Sn-1 atau Un = Sn' - 1/2 Sn"

    4. Jika banyaknya suku ganjil, maka suku tengah

      Ut = 1/2 (U1 + Un) = 1/2 (U2 + Un-1)          dst.

    5. Sn = 1/2 n(a+ Un) = nUt ® Ut = Sn / n

    6. Jika tiga bilangan membentuk suatu barisan aritmatika, maka untuk memudahkan perhitungan misalkan bilangan-bilangan itu adalah a - b , a , a + b
    7.  


  • BARISAN DAN DERET GEOMETRI

    1. BARISAN GEOMETRI

      U1, U2, U3, ......., Un-1, Un disebut barisan geometri, jika

      U1/U2 = U3/U2 = .... = Un / Un-1 = konstanta

      Konstanta ini disebut pembanding / rasio (r)

      Rasio r = Un / Un-1

      Suku ke-n barisan geometri

      a, ar, ar² , .......arn-1
      U1, U2, U3,......,Un

      Suku ke n Un = arn-1
      ® fungsi eksponen (dalam n)


    2. DERET GEOMETRI

      a + ar² + ....... + arn-1 disebut deret geometri
      a = suku awal
      r = rasio
      n = banyak suku


      Jumlah n suku

      Sn = a(rn-1)/r-1 , jika r>1
            = a(1-rn)/1-r , jika r<1
         ® Fungsi eksponen (dalam n)

      Keterangan:

      1. Rasio antara dua suku yang berurutan adalah tetap
      2. Barisan geometri akan naik, jika untuk setiap n berlaku
        Un > Un-1
      3. Barisan geometri akan turun, jika untuk setiap n berlaku
        Un < Un-1

        Bergantian
        naik turun, jika r < 0

      4. Berlaku hubungan Un = Sn - Sn-1
      5. Jika banyaknya suku ganjil, maka suku tengah
                  _______      __________
        Ut =
        Ö U1xUn    = Ö U2 X Un-1      dst. 

      6. Jika tiga bilangan membentuk suatu barisan geometri, maka untuk memudahkan perhitungan, misalkan bilangan-bilangan itu adalah a/r, a, ar


    3. DERET GEOMETRI TAK BERHINGGA

      Deret Geometri tak berhingga adalah penjumlahan dari

      U1 + U2 + U3 + ..............................

      ¥
      å
      Un = a + ar + ar² .........................
      n=1

      dimana n ® ¥ dan -1 < r < 1 sehingga rn ® 0

      Dengan menggunakan rumus jumlah deret geometri didapat :

      Jumlah tak berhingga    S¥ = a/(1-r)

      Deret geometri tak berhingga akan konvergen (mempunyai jumlah) untuk -1 < r < 1

      Catatan:


      a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + .................

      Jumlah suku-suku pada kedudukan ganjil

      a+ar2 +ar4+
      .......                     Sganjil = a / (1-r²)

      Jumlah suku-suku pada kedudukan genap

      a + ar3 + ar5 + ......                  Sgenap = ar / 1 -r²

      Didapat hubungan : Sgenap / Sganjil = r

    PENGGUNAAN
    Perhitungan BUNGA TUNGGAL (Bunga dihitung berdasarkan modal awal)
    M0, M1, M2, ............., Mn
    M1 = M0 + P/100 (1) M0 = {1+P/100(1)}M0
    M2 = M0 + P/100 (2) M0 = {1+P/100(2)} M0
    .
    .
    .
    .

    Mn =M0 + P/100 (n) M0 ® Mn = {1 + P/100 (n) } M0

    Perhitungan BUNGA MAJEMUK (Bunga dihitung berdasarkan modal terakhir)
    M0, M1, M2, .........., Mn
    M1 = M0 + P/100 . M0 = (1 + P/100) M0
    M2 = (1+P/100) M0 + P/100 (1 + P/100) M0 = (1 + P/100)(1+P/100)M0
         = (1 + P/100)² M0
    .
    .
    .

    Mn = {1 + P/100}n M0
    Keterangan :
    M0 = Modal awal
    Mn = Modal setelah n periode
    p   = Persen per periode atau suku bunga
    n   = Banyaknya periode

    Catatan:
    Rumus bunga majemuk dapat juga dipakai untuk masalah pertumbuhan tanaman, perkembangan bakteri (p > 0) dan juga untuk masalah penyusutan mesin, peluruhan bahan radio aktif (p < 0).

     `


    Semoga Bermanfaat....


    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar