Salam Dunia Pendidikan.....
FLUIDA STATIS
Fluida
( zat alir )
adalah zat yang dapat mengalir, misalnya zat cair dan gas.
Fluida dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu fluida statis
dan dinamis.
TEKANAN HIDROSTATIS
Tekanan
hidrostatis ( Ph) adalah tekanan yang dilakukan
zat cair pada bidang dasar tempatnya.
PARADOKS HIDROSTATIS
Gaya
yang bekerja pada dasar sebuah bejana tidak tergantung pada bentuk
bejana dan jumlah zat cair dalam bejana, tetapi tergantung pada
luas dasar bejana ( A ), tinggi ( h ) dan massa
jenis zat cair ( r )
dalam bejana.
dalam bejana.
Ph
= r g h Pt = Po + Ph F = P h A = r g V |
r
= massa jenis zat cair h = tinggi zat cair dari permukaan g = percepatan gravitasi Pt = tekanan total Po = tekanan udara luar |
![]() |
HUKUM
PASCAL
Tekanan
yang dilakukan pada zat cair akan diteruskan ke semua arah sama.
P1
= P2 ® F1/A1
= F2/A2
HUKUM
ARCHIMEDES
Benda
di dalam zat cair akan mengalami pengurangan berat sebesar berat
zat cair yang dipindahkan.
Tiga keadaan benda di dalam zat cair:
a.
tenggelam: W>Fa Þ
rb
> rz b. melayang: W = Fa Þ rb = rz c. terapung: W=Fa Þ rb.V=rz.V' ; rb<rz |
![]() |
W
= berat benda
Fa = gaya ke atas = rz . V' . g
rb = massa jenis benda
rz = massa jenis fluida
V = volume benda
V' = volume benda yang berada dalam fluida
Fa = gaya ke atas = rz . V' . g
rb = massa jenis benda
rz = massa jenis fluida
V = volume benda
V' = volume benda yang berada dalam fluida
Akibat
adanya gaya ke atas ( Fa ), berat benda
di dalam zat cair (Wz) akan berkurang menjadi:
Wz
= W - Fa
Wz
= berat benda di dalam zat cair
TEGANGAN
PERMUKAAN
Tegangan
permukaan ( g) adalah besar gaya (
F ) yang dialami pada permukaan zat cair persatuan panjang(l)
g =
F / 2l
KAPILARITAS
Kapilaritas
ialah gejala naik atau turunnya zat cair ( y ) dalam tabung kapiler
yang dimasukkan sebagian ke dalam zat cair karena pengarah adhesi
dan kohesi.
![]() |
![]() |
y
= 2 g cos q
/ r g r
y = kenaikan/penurunan zat cair pada pipa (m)
g = tegangan permukaan (N/m)
q = sudut kontak (derajat)
p = massa jenis zat cair (kg / m3)
g = percepatan gravitas (m / det2)
r = jari-jari tabung kapiler (m)
y = kenaikan/penurunan zat cair pada pipa (m)
g = tegangan permukaan (N/m)
q = sudut kontak (derajat)
p = massa jenis zat cair (kg / m3)
g = percepatan gravitas (m / det2)
r = jari-jari tabung kapiler (m)
FLUIDA DINAMIS
Sifat
Fluida Ideal:
-
tidak dapat ditekan (volume tetap karena tekanan)
- dapat berpindah tanpa mengalami gesekan
- mempunyai aliran stasioner (garis alirnya tetap bagi setiap partikel)
- kecepatan partikel-partikelnya sama pada penampang yang sama
- dapat berpindah tanpa mengalami gesekan
- mempunyai aliran stasioner (garis alirnya tetap bagi setiap partikel)
- kecepatan partikel-partikelnya sama pada penampang yang sama
HUKUM
BERNOULLI
Hukum
ini diterapkan pada zat cair yang mengalir dengan kecepatan berbeda
dalam suatu pipa.
P
+ r g Y + 1/2 r
v2 = c P = tekanan 1/2 r v2 = Energi kinetik r g y = Energi potensial |
]® tiap satuan waktu |
![]() |
CEPAT
ALIRAN (DEBIT AIR)
Cepat
aliran (Q) adalah volume fluida yang dipindahkan tiap satuan waktu.
Q
= A . v
A1
. v1 = A2 . v2
v
= kecepatan fluida (m/det)
A = luas penampang yang dilalui fluida
A = luas penampang yang dilalui fluida
Untuk
zat cair yang mengalir melalui sebuah lubang pada tangki, maka
besar kecepatannya selalu dapat diturunkan dari Hukum Bernoulli,
yaitu:
v = Ö(2gh) |
h
= kedalaman lubang dari permukaan zat cair
|
Contoh:
1.
Sebuah kolam air berdinding bujursangkar dengan panjang 15 m,
tingginya 7,5m.Tentukanlah tekanan air 4,5 m di bawah permukaan
air!
Jawab:
P
= r . g . h = 103 . 10 .
4,5
P = 4,5.104 N/m2
P = 4,5.104 N/m2
2.
Air mengalir sepanjang pipa horisontal, penampang tidak sama besar.
Pada tempat dengan kecepatan air 35 cm/det tekanannya adalah 1
cmHg. Tentukanlah tekanan pada bagian pipa dimana kecepatan aliran
airnya 65 cm/det.(g = 980 cm/det2) !
Jawab:
P1 = 1 cmHg = 1.13,6.980 dyne/cm2
P1 = 13328 dyne/cm2
P1 = 13328 dyne/cm2
v1
= 35 cm/det; v2 = 65 cm/det

Prinsip
Bernoulli:
P1 + pgy1 + 1/2rv12 = P2 + rgy2 + 1/2rv22
P1 + pgy1 + 1/2rv12 = P2 + rgy2 + 1/2rv22
Karena
y1 = y2 (pipa horisontal), maka:
P1
- P2 = 1/2 r (V22
- V12)
P1 - P2 = 1/2 1 (652 352)
P1 - P2 = 1/2 3000
P1 - P2 = 1500 dyne/cm2
P1 - P2 = 1/2 1 (652 352)
P1 - P2 = 1/2 3000
P1 - P2 = 1500 dyne/cm2
Jadi:
P2
= P1 - 1500
P2 = 13328 - 1500
P2 = 11828 dyne/cm
P2 = 0,87 cmHg
P2 = 13328 - 1500
P2 = 11828 dyne/cm
P2 = 0,87 cmHg
SUHU
Suhu
adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda.
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu disebut termometer.
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu disebut termometer.
Hubungan
suhu pada skala-skala Celcius (C), Reamur (R), Fahrenheit (F),
dan Kelvin (K):
![]() |
®
Acuan atas (air mendidih) ® Acuan bawah (es mencair) |
Acuan ini ditentukan pada tekanan 1 atm = 76 cm Hg |
Gbr.
Hubungan Suhu Skala-Skala Celcius, Reamur, Fahrenheit, Kelvin
Jadi: toC = 4/5 toR = ( 9/5t+ 32
)oF = ( t + 273 )oK
Contoh:
Temperatur
termometer Celcius (oC) menunjukkan p kali temperatur termometer
Fahrenheit (oF). Berapakah besarnya temperatur masing-masing termometer
itu?
Jawab:
Derajat
Celcius : tc = 5x
x(5
- 9p) = 32p ® x = 32p/(5-9p)
Derajat
Fahrenheit: tF = 9x + 32
C
= 5x = 5(32p/5-9p) = 160p/(5-9p)
C
= pF
F
= C/P = 160p/p(5-9p) = 160/(5-9p)
5x = p(9x + 32)
5x
- 9px = 32p
SIFAT TERMAL ZAT
Pada
umumnya suatu benda akan memuai (volume benda bertambah) jika
dipanaskan? sedangkan massa benda tetap. Tetapi air pada daerah
tertentu (antara 0-4 derajat C) memiliki keanehan pemuaian disebut
ANOMALI AIR.
Pada
suhu 4 derajat C volume air adalah paling kecil sehingga massa
jenisnya paling besar, yaitu 1 gram/cm3.
Grafik volume vs suhu Es untuk es dan air | ![]() |
Pemuaian
suatu benda karena menerima kalor (suhu benda naik) terbagi atas:
1.
Muai Panjang (pemuaian satu dimensi)
Lt
= Lo ( 1 + a Dt)
Lt
= panjang benda pada tºC (m)
Lo = panjang benda pada 0ºC (m)
a = koefisien muai panjang
Lo = panjang benda pada 0ºC (m)
a = koefisien muai panjang
2.
Muai Luas (pemuaian dua dimensi)
At = Ao (1 + b
Dt)
At
= luas benda pada tºC (m²)
Ao = luas benda pada 0ºC (m²)
b = koefisien muai luas = 2a
Ao = luas benda pada 0ºC (m²)
b = koefisien muai luas = 2a
3.
Muai Volume (pemuaian tiga dimensi)
Vt
= Vo ( 1 + g Dt)
Vt
= volume benda pada tºC (m3)
Vo = volume benda pada 0ºC (m3)
g = koefisien muai volume = 3a
g = 1/273ºK (khusus pada tekanan dan volume tetap)
Vo = volume benda pada 0ºC (m3)
g = koefisien muai volume = 3a
g = 1/273ºK (khusus pada tekanan dan volume tetap)
Contoh:
1.
Sebatang baja (angka muai linier 10-5/ºC) panjangnya
100,0 cm pada suhu 30ºC. Bila panjang batang baja itu sekarang
menjadi 100,1 cm, berapakah suhunya sekarang?
Jawab:
Lt = Lo ( 1 + a Dt)
Dt = (Lt - Lo) / (Lo a)
Dt = (Lt - Lo) / (Lo a)
Dt
= (100,1 -100)/(100.10-5) = 100ºC
Dt = takhir - tawal
100
= takhir - 30
takhir
= 130ºC
2.
Sebuah tabung terbuat dari gelas (a
= 10-5/ºC) pada suhu 20ºC mempunyai volume sebesar
250 cm3. Tabung itu berisi penuh dengan eter ( g
= 5.10-3/ºC). Berapakah cm3 eter akan tumpah
jika tabung dipanasi sampai 120ºC?
Jawab:
Gelas:
Vo
= 250 cm3
Dt = 120 - 20 = 100ºC
g = 3a = 3.10-5/ºC
Dt = 120 - 20 = 100ºC
g = 3a = 3.10-5/ºC
Vt
= Vo(1 + g Dt)
Vt = 250 (1 + 3.10-5.100) = 250,75 cm3
Vt = 250 (1 + 3.10-5.100) = 250,75 cm3
Eter:
Vº
= 250 cm3
Dt= 100ºC
g = 5.10-3/ºC
Dt= 100ºC
g = 5.10-3/ºC
Vt
= Vo (1 + g
Dt)
Vt = 250 (1 + 5.10-3.100) = 375 cm3
Vt = 250 (1 + 5.10-3.100) = 375 cm3
Jadi volume eter yang tumpah = 375 - 250,75 = 124,25 cm3
TITIK DIDIH
Titik
didih suatu zat adalah
suhu yang tekanan uap jenuhnya sama dengan tekanan di atas permukaan
zat cair. Titik Didih suatu zat cair dipengaruhi oleh tekanan
udara, artinya makin besar tekanan udara makin besar pula
titik didih zat cair tersebut. Pada tekanan dan temperatur udara
standar(76 cmHg, 25ºC) titik didih air sebesar 100ºC.
Hubungan
tekanan dan temperatur terhadap tingkat wujud suatu zat dapat
ditentukan dari DIAGRAM P-T.

Tr
= titik tripel, yaitu titik keseimbangan antara ketiga
wujud padat-cair-gas.
K = titik kritis, yaitu titik dimana gas di atas tekanan dan temperatur kritis tidak dapat dicairkan hanya dengan mengecilkan volumenya. Gas berwujud stabil.
K = titik kritis, yaitu titik dimana gas di atas tekanan dan temperatur kritis tidak dapat dicairkan hanya dengan mengecilkan volumenya. Gas berwujud stabil.
Dari
diagram P-T dapat disimpulkan bahwa:
- Penambahan tekanan menaikkan titik didih dan titik lebur zat.
- Di atas titik
tripel tidak mungkin merubah wujud zat dari padat langsung ke
gas.
- Di atas titik kritis gas tidak dapat diembunkan tanpa menurunkan tekanannya.
KALOR
Kalor
adalah bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu
rendah. Jika suatu benda menerima / melepaskan kalor maka suhu
benda itu akan naik/turun atau wujud benda berubah.
BEBERAPA
PENGERTIAN KALOR
1 kalori adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
1 gram air sebesar 1ºC.
1 kalori = 4.18 joule
1 joule = 0.24 kalori
1 joule = 0.24 kalori
Kapasitas kalor (H) | adalah
banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh zat untuk menaikkan
suhunya 1ºC (satuan kalori/ºC). |
Kalor jenis (c) | adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 gram atau 1 kg zat sebesar 1ºC (satuan kalori/gram.ºC atau kkal/kg ºC). |
Kalor
yang digunakan untuk menaikkan/menurunkan suhu tanpa mengubah
wujud zat:
Q
= H . Dt
Q = m . c . Dt
H = m . c
Q = m . c . Dt
H = m . c
Q
= kalor yang di lepas/diterima
H = kapasitas kalor
Dt = kenaikan/penurunan suhu
m = massa benda
c= kalor jenis
H = kapasitas kalor
Dt = kenaikan/penurunan suhu
m = massa benda
c= kalor jenis
Kalor yang diserap/dilepaskan (Q) dalam proses perubahan wujud
benda:
Q = m . L
m
= massa benda kg
L = kalor laten (kalor lebur, kalor beku. kalor uap,kalor embun, kalor sublim, kalor lenyap) ® t/kg
L = kalor laten (kalor lebur, kalor beku. kalor uap,kalor embun, kalor sublim, kalor lenyap) ® t/kg
Jadi
kalor yang diserap ( â ) atau yang
dilepas ( á
) pada saat terjadi perubahan wujud benda tidak menyebabkan perubahan
suhu benda (suhu benda konstan ).
Diagram
Perubahan Wujud Benda karena Pengaruh Kalor Laten

PERTUKARAN KALOR
Jika
dua buah zat atau lebih dicampur menjadi satu maka zat yang suhunya
tinggi akan melepaskan kalor sedangkan zat yang suhunya rendah
akan menerima kalor, sampai tercapai kesetimbangan termal.
Menurut
asas Black
Kalor
yang dilepas = kalor yang diterima
Catatan:
- Kalor jenis suatu benda tidak tergantung dari massa benda,
tetapi tergantung pada sifat dan jenis benda tersebut. Jika
kalor jenis suatu benda adalah kecil maka kenaikan suhu benda
tersebut akan cepat bila dipanaskan.
- Pada setiap penyelesaian persoalan kalor (asas Black) lebih mudah jika dibuat diagram alirnya.
Contoh
diagram alir untuk es bersuhu -tºC yang mencair sampai suhu tºC
setelah menyerap kalor adalah sebagai berikut:

Contoh:
Es (kalor
jenis 0,5 kalori/gramoC) sebanyak 10 gram pada suhu 0ºC diberi kalor
sebanyak 1000 kalori. Bila kalor lebur es sama dengan 80 kalori/gram,
hitunglah temperatur akhir air !
Jawab:
Misalkan
temperatur akhir setelah diberi kalor ialah taºC. maka
berdasarkan asas Black:
Q = mL + mcDt
1000 = 10 . 80 + 10 . 1 (ta- 0)
1000 = 800 + 10 ta
ta = 20 C
1000 = 10 . 80 + 10 . 1 (ta- 0)
1000 = 800 + 10 ta
ta = 20 C
PERAMBATAN KALOR
Kalor
dapat merambat melalui tiga macam cara yaitu:
- Konduksi
Perambatan kalor tanpa disertai perpindahan bagian-bagian zat perantaranya, biasanya terjadi pada benda padat.
H = K . A . (DT/ L)
H = jumlah kalor yang merambat per satuan waktu
DT/L = gradien temperatur (ºK/m)
K = koefisien konduksi
A = luas penampang (m²)
L = panjang benda (m)
-
Konveksi
Perambatan kalor yang disertai perpindahan bagian-bagian zat, karena perbedaan massa jenis.
H = K . A . DT
H = jumlah kalor yang merambat per satuan waktu
K = koefisien konveksi
DT = kenaikan suhu (ºK)
- Radiasi
Perambatan kalor dengan pancaran berupa gelombang-gelombang elektromagnetik.
Pancaran kalor secara radiasi mengikuti Hukum Stefan Boltzmann:
W = e . s . T4
W = intensitas/energi radiasi yang dipancarkan per satuan luas per satuan waktu
s = konstanta Boltzman =5,672 x 10-8 watt/cm2.ºK4
e = emisivitas (o < e < 1) T = suhu mutlak (ºK)
Benda
yang dipanaskan sampai pijar, selain memancarkan radiasi kalor
juga memancarkan energi radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik
dengan panjang gelombang 10-6 s/d 10-5 m.
Untuk benda ini berlaku hukum PERGESERAN WIEN, yaitu:
lmax . T = C
C = konstanta Wien = 2.9 x 10-3m ºK
![]() |
Kesimpulan:
|
Contoh:
1.
Air mengalir dengan laju alir 3 liter/menit. Jika suhu awal air
20ºC dan seluruh kalor diberikan pada air, hitunglah suhu air
panas!
Jawab:
misalkan
suhu air panas ta
Q = 3 liter/menit = 3 dm3/60 detik = 50 cm3/detik
berarti V = 50 cm3 ® m = r .V = 1 . 50 = 50 gram
t = 1 detik 1 joule = 0.24 kal
E = Q ® 0,24 P.t = m. c. t
0.24 . 3500 . 1 = 50. 1 ( ta - 20 ) ® ta = 36.8ºC
Q = 3 liter/menit = 3 dm3/60 detik = 50 cm3/detik
berarti V = 50 cm3 ® m = r .V = 1 . 50 = 50 gram
t = 1 detik 1 joule = 0.24 kal
E = Q ® 0,24 P.t = m. c. t
0.24 . 3500 . 1 = 50. 1 ( ta - 20 ) ® ta = 36.8ºC
2.
Benda hitam sempurna luas permukaannya 0,5 m2 dan suhunya
27ºC. Jika suhu sekelilingnya 77ºC, hitunglah:
a. kalor yang diserap persatuan waktu persatuan luas
b. energi total yang dipancarkan selama 1 jam.
a. kalor yang diserap persatuan waktu persatuan luas
b. energi total yang dipancarkan selama 1 jam.
Jawab:
Benda
hitam: e = 1 ;
s
= 5,672.10-8 watt/m2K4
a.
W = e s ( T24
- T14) ®
T1 = 300ºK ; T2 = 350ºK
= 1. 5,672.10-8 (3504 - 3004)
= 391,72 watt/m2
= 1. 5,672.10-8 (3504 - 3004)
= 391,72 watt/m2
b. W = E/A.T ® E = W. A. t
E = 391,72. 0,5. 3600 = 705060 Joule
E = 391,72. 0,5. 3600 = 705060 Joule
3.
Besi panjangnya 2 meter disambung dengan kuningan yang panjangnya
1 meter, keduanya mempunyai luas penampang yang sama. Apabila
suhu pada ujung besi adalah 500ºC dan suhu pada ujung kuningan
350ºC. Bila koefisien konduksi termal kuningan tiga kali koefisien
termal besi,hitunglah suhu pada titik sambungan antara besi dan
kuningan!
Jawab:
Misalkan
suhu pada titik sambungan = T. maka
[K
. A . (DT/L)] besi = [K . A .
(DT/L)] kuningan
K
. A (500 - T)/2 = 3 KA (T - 350)/l
T=
2600/7= 371,4ºC
Semoga Bermanfaat......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar